MALUKUBISA.COM, Dalam rangka Meningkatkan Kapasitas Masyarakat dalam menghadapi bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku menggelar kegiatan penguatan kapasitas kawasan ambon untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana tahun 2023 yang bertempat di Manise Hotel. Kamis (31/08/2023)
Dalam kegiatan tersebut di hadiri, Dharma Wanita Persatuan Kota Ambon, Persit Kartika Chandra Kirana Kodam XVI Patimura, Persit Kartika Chandra Kiran 151 Binaiya, Persit Kartika Chandra Kirana Kodim 1504 Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Ibu-ibu Bhayangkari Polda Maluku, Bhayangkari Polres Ambon, Ikatan Adiyaksa dan MAKAR di Kota Ambon, Perwakilan ASN dari BPBD Kota Ambon dan Para Narasumber.
Gubernur Maluku dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekertaris Daerah Sadli Ie menjelaskan bahwa, Bencana alam terkadang mengancam kelangsungan hidup bermasyarakat. Kondisi seperti ini bagaikan 2 sisi mata uang .yang selain memiliki potensi yang sangat luar biasa, disisi lain wilayah ini pun memiliki karakterisitik bencana yang cukup kompleks. Sehingga kita pun rentang terhadap bencana geologi maupun hidrometrologi.
Dirinya mengungkapkan peristiwa gempa bumi terbesar dan tsunami yang pernah melanda wilayah maluku sebut saja kota ambon. Perisitiwa itu terjadi pada tahun 1629,1674,1852,1899 dan tahun 1950. dimana, orang tua kita pada saat itu telah mengalami gempa bumi, air turun naik, atau yang biasa disebut tsunami.
Menurut Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperlihatkan bahwa dalam kurun waktu dari tahun 2013-2022 yang paling sering terjadi adalah bencana tanah longsor disusul bencan banjir. Dari data tersebut dapat menberikan gambaran bagi kita semua bahwa ancaman adalah bukti nyata.
Kalau kita ikuti pernyataan Mantan Kepala BNPB Letnan Jendral TNI Purnawirawan Doni Monardo, kita perlu belajar dari negara Jepang. Kemudian kita harus membuat survei menunjukan kalau 34,9 % responden selamat, karena menyelamatkan diri sendiri, itu artinya ada pengetahuan edukasi yang diberikan, bukan cuma itu, 31,9 persen selamat, karena ditolong anggota keluarga. Ada juga 28,1 persen selamat, karena di tolong teman tetangga, ini merupakan agen-agen informasi yang dapat di sebarluaskan. 60 persen responden selamat karena di tolong orang yang kebetulan lewat, dan 1,70 persen selamat, karena di bantu oleh regu penyelamat,”ungkapnya.
“Orang dapat selamat dari bencana harus di mulai dari kesiapsiagaan diri sendiri, itu artinya perlu ada upaya kapasitas dari keluarga dan komunitas. Dalam menghadapi ancaman bencana yang tidak dapat diprediksi kapan bencana itu akan datang. Karena itu, kegiatan ini memberikan edukasi bagi kita semua agar kita selalu siap menghadapi bencana,”tutupnya.
Sementara itu ditempat yang sama selaku Ketua Panitia John Hursepuny yang merupakan Kepala Bidang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah memberi pemahaman bagi masyarakat dan juga pentingnya menghadapi kesiapsiagaan yang di mulai dari unit terkecil yaitu keluarga dan juga membantu masyarakat menyiapkan diri menghadapi kedaulatan bencana.
Dirinya berharap upaya-upaya kesiapsiagaan harus terus dilakukan, peningkatan kapasitas harus di lakukan, dan juga bagaimana kesiapsiagaan lembaga untuk melakukan penanganan bencana agar masyarakat yang terdampak bisa cepat pulih. (PE)